Finally, the day has come. I’m gonna review the book that I
really WANTED to read lately. Sunshine Becomes You. OMG I’m hyped when I got it
on my hand. After weeks carving for it, I read it finally. It’s written by one
of my favorite author, Ilana Tan. I’ve reviewed her last books so I can wait
for review this one! This book was amazing. Anyway, cause I’m not good at
telling story in English so I decided to write it in Bahasa. Hope you enjoy my
review J
Ini kisah yang terjadi di bawah langit New York…
Tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan…
Tentang impian yang bertahan di antara keraguan…
Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk
bertahan hidup.
Awalnya, Alex Hirano lebih memilih jauh-jauh dari gadis itu --malaikat
kegelapannya yang membuatnya cacat.
Kemudian Mia Clark tertawa, dan
Alex beratanya-tanya bagaimana ia bisa berpikir gadis yang memiliki tawa
secerah matahari itu adalah malaikat kegelapan.
Awalnya, mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan dingin itu membuat
Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum, dan jantung Mia yang malang melonjak dan
berdebar begitu keras sampai Mia takut Alex bisa mendengarnya.
That was the blurp. Dari
sinopsisnya, isi buku ini kurang jelas dan menggambarkan. Emang sih, buku bagus
nggak boleh terlalu banyak sinopsisnya biar bisa bikin orang penasaran. Tapi
berhubung ini review, gue bakal ngasih bocoran sedikit. Eh, enggak ding,
banyak? Mungkin. Soalnya kalo udah ngomongin sesuatu yang bagus dan gue suka
banget, gue bisa banyak omong dan kebablasan. Haha.
Cerita dimulai dari Ray, adik Alex Hirano yang datang menemui kakanya di
apartemennya di New York. Hari itu ia memutuskan menemui kakanya karena sudah
lama sejak kepulangannya ke New York, kakaknya tidak pernah memberi kabar. Ia
khawatir sesuatu telah terjadi pada kakaknya yang mood-nya memang sulit ditebak. Oke, sampai sini kayaknya
pembukaannya terlalu bertele-tele deh. Singkatnya, Ray mengajak Alex keluar
makan siang bersama sekaligus menghirup udara segar . Kali saja udara diluar
bisa membantu Alex mencari inspirasi untuk lagunya. Oh, did I mention you? Alex Hirano adalah seorang pianis terkenal
yang akan mengadakan konser besar di Amerika Serikat setelah sebelumnya telah
menyelesaikan konsernya di Eropa. Saat itu ia sedang menulis lagu dan ia butuh
inspirasi. Maka dari itu ia uring-uringan karena belum dapat inspirasi. Keadaan
itu bisa sangat membuat mood-nya
jelek.
Ray sendiri adalah seorang b-boy
terkenal. Ia baru saja memenangkan lomba b-boy
bersama crew-nya, di… dimana ya? Lupa. Ya pokoknya di situlah.
Ray mengatakan pada Alex bahwa saat ini ia tengah mengajar di salah satu studio
tari kecil di New York. Alex heran karena menurutnya Ray sama sekali tidak
berbakat dalam mengajar tapi ia mendapatkan penjelasan yang masuk akal karena
Ray mengaku mengajar disana karena permintaan seorang gadis –yang juga mengajar
tari kontemporer di studio itu. Alex menyadari bahwa adiknya sedang jatuh cinta
pada gadis itu. Gadis itu bernama Mia Clark.
Ya ampun, kenapa pembukaannya panjang banget sih?! Oke, let’s
skip this before I write the whole story. Singkatnya lagi, Ray mengajak
Alex untuk mampir di studio tempat ia mengajar dan berniat memperkenalkannya
pada gadis bernama Mia. Tapi siapa sangka, dari situlah hari sial Alex berawal.
Saat menaiki tangga, tanpa sadar karena kejadiannya begitu cepat, sesuatu jatuh
dari tangga dan menubruknya hingga membuat kepalanya terbentur dan tangan
kirinya terkilir. Sesuatu atau yang lebih tepat seseorang yang jatuh itu adalah
Mia Clark, gadis yang dikejar-kejar Ray. Setelah ke rumah sakit, dokter
memvonis tangannya terkilir dan tidak dapat berfungsi dengan baik selama,
mungkin, dua bulan kedepan. Tangannya harus dibebat dan digantung di depan
dada. Alex merasa kacau. Hidupnya tidak akan sama lagi kalau tangannya patah.
Dokter memang mengatakan tangannya hanya terkilir tapi tidak menutup
kemungkinan menjadi lebih buruk lagi. Dan sialnya semua itu baru bisa
dipastikan setelah dua bulan ke depan. Itu artinya ia tidak bisa main piano dan
parahnya lagi konsernya beberapa minggu lagi terancam batal.
Mia Clark benar-benar takut dan merasa bersalah. Pasalnya semenjak
mengetahui tangan Alex Hirano tidak bisa berfungsi secara normal, sejak saat
itulah Alex menatapnya dengan tajam dan menakutkan. Mia bersumpah jika tatapan
dapat membunuh, saat ini ia pasti sudah terbunuh. Ditambah lagi fakta bahwa
Alex adalah pianis terkenal yang akan mengadakan konser sebentar lagi. Mia
bertambah takut tapi Ray selalu meyakinkannya bahwa Alex tidak apa-apa. Ia
tidak akan marah walaupun Mia tahu laki-laki itu pasti marah besar. Di
perjalanan menuju apartemen Alex, Mia mendengar Alex sedang berbicara dengan
manajernya dan mengatakan bahwa konser yang dijadwalkan harus di batalkan.
Perasaan bersalah Mia semakin besar. Ia sempat menawarkan diri untuk membantu
Alex tapi Alex tetap dingin.
Esoknya, Mia memberanikan diri menemui Alex di apartemennya. Niatnya
hanya satu yaitu ingin membantu Alex. Menjadi tangan kiri Alex sampai tangannya
sembuh total. Awalnya Alex tidak setuju karena ia telah menganggap gadis itu
sebagai malaikat kegelapannya. Ia takut dengan keberadaan gadis itu di
dekatnya, gadis itu bisa saja mematahkan tangannya yang lain kapan saja. Tapi
akhirnya ia sadar ia benar-benar membutuhkan bantuan seseorang jadi ia menerima
penawaran Mia. Mulai hari itu Mia resmi menjadi ‘pesuruh dan pengurus rumah’
Alex.
Kini selain mengajar di studio tari Mia juga disibukkan sebagai ‘pesuruh’
Alex. Ia harus datang setiap pagi untuk membuatkan kopi dan sarapan untuk Alex,
juga membersihkan apartemennya. Awalnya Alex masih berhati-hati dan menganggap
Mia adalah malaikat kegelapannya. Tapi makin hari ia semakin yakin ia tidak bisa
hidup tanpa kopi buatan Mia. Tentu saja itu alasan yang benar. Tapi tidak cukup
benar karena ia yakin ia tidak bisa sehari saja tanpa Mia didekatnya. Ia tahu
ia telah jatuh cinta pada malaikat kegelapannya.
Sampai sini menurut kalian konflik apa yang timbul setelahnya? Cinta
segitiga antara Mia, Alex, dan Ray? Persaingan antar saudara? Sebelum ngasih
jawaban gue mau cerita sedikit. Sebelum baca gue udah pernah baca beberapa
review. Walaupun kurang jelas, gue dapet informasi kalau buku ini sad ending. Kecewa nggak? Hehe, jangan
kecewa karena walaupun buku ini sad
ending tapi dijamin bagus! Nah, mereka kebanyakan menceritakan konfliknya
tentang cinta segitiga ini. Di awal gue pikir pasti konfliknya cinta segitiga. Sad ending-nya mungkin karena si tokoh
utama yang digadang-gadang bakal live
happily ever after malah diluar ekspektasi. Mungkin mereka nggak bakal
bersatu. Ya, awalnya gue pikir juga gitu. Tapi setelah baca ternyata konfliknya
lebih dari itu. Jadi, jawaban untuk pertanyaan diatas adalah bukan. Konflik
buku ini bukan sekedar cinta segitiga. Oke, salah satunya sih iya. Tapi nggak
mendominasi. Mungkin cuma sekitar 40%. Yaah, kayaknya segitu. Jadi konflik
sebenarnya adalah bahwa Mia punya penyakit jantung. Nah, kalian pasti udah bisa
nebak deh ending-nya gimana.
Yup, di awal-awal cerita emang banyak dikasih umpan tentang penyakit Mia
ini. Gue bahkan bisa nebak di awal-awal kalau penyakitnya penyakit jantung
karena sering disinggung tentang ‘jantung Mia yang malang’. Dan akhirnya
dipertengahan dibongkar juga fakta ini. Seperti biasa, Ilana Tan banyak memberi
hints kecil. Buat yang peka pasti
bisa langsung ngerti kearah mana ceritanya akan mengalir. Sayangnya buat yang
merhatiin detilnya banget, hint ini
terlalu jelas. Jadi ceritanya ketebak sebelum dibongkar secara gamblang sama si
penulis. Apapun itu gue acungi jempol untuk Mbak Ilana.
Mia Clark. Seorang gadis periang. Menyenangkan yang pasti. Ada lusinan
orang seperti Ray yang tergila-gila dengan Mia. Itu berarti Mia cewek yang bisa
dikategorikan spesial di mata laki-laki. Buktinya manajer Alex, Karl, sering
menggoda Mia. Selain itu diceritakan beberapa rekan Mia di studio tari juga
memiliki deep crush dengannya. Tapi
sayangnya Mia selalu memperlakukan mereka dengan sama. Caranya bicara, caranya
tersenyum. Tidak ada hal khusus yang bisa membedakan perlakuan Mia terhadap
seseorang. Mia tidak pernah jatuh cinta. Tapi jantung Mia selalu berdetak dua
kali lebih cepat setiap kali Alex menyentuhnya. Ia berusaha sekeras mungkin
menutupi perasaannya pada Alex karena semakin lama semkain banyak ‘seandainya’
yang bisa dibayangkan Mia dan ia tidak mau banyak berharap. She knows exactly her destiny.
Disini Mia dikatakan sebagai anak adopsi keluarga Clark. Itu kenapa
wajahnya lebih mirip orang Asia ketimbang Amerika. Awalnya, gue berharap Mia
peranakan Indonesia, lagi. Seperti karakter yang sudah-sudah tapi sampai akhir
cerita tidak ada kepastian siapa orang tua kandung Mia sebenarnya. Ditambah
lagi Alex pernah bilang kalau Mia mirip orang Jepang. Mungkin Mia memang orang
Jepang. Sayang banget ternyata bukan Indonesia.
Giliran Alex Hirano. Seorang Pianis terkenal. Cukup terkenal kalau kamu
pecinta musik instrumental, mungkin. Karakternya kaku, pendiam, tidak
bersahabat, dan pintar menyembunyikan perasaan. I’m telling you, jenis cowok kayak gini adalah karakter yang cowok
favorit gue. Makanya dari awal gue yakin gue akan jatuh cinta sama karakter
yang satu ini. Iya, gue tau. Gue emang gampang banget jatuh cinta sama karakter
fiksi. Hampir semua karakter cowok di buku Ilana Tan pernah bikin gue jatuh
cinta. Terutama Alex Hirano ini. Bisa ditebak dari nama belakangnya, Alex
Hirano berperankan Jepang. Nah, ini lagi yang bikin penasaran. Kenapa selalu
ada unsur Jepang disetiap buku Ilana? Gue makin yakin kalau Ilana ini peranakan
Jepang. Sayangnya Indonesia nggak disebut-sebut seperti di buku-buku
sebelumnya.
Oh ya, kenapa ya tiap karakter jenis ini selalu punya sisi perhatian?
Dibalik hatinya yang dingin, Alex sangat perhatian pada Mia. Pada kondisi
kesehatannya. Ya ampun, ini yang bikin melting.
Di buku ini banyak percakapan romantis yang menggelitik perut pembaca.
Tapi cara penyampaiannya berbeda. Lebih banyak cara penyampaian yang tidak
langsung untuk menggambarkan sisi romantis Alex. Begitu juga dengan sikap Mia yang
selalu menanggapi setiap perlakuan laki-laki dengan sama. Walaupun perasaannya
berbeda kepada Alex, tapi cara dia tersenyum menanggapi tetap saja sama.
Apalagi ya yang belum dibocorin? Haha, ini bukan bocor lagi tapi rembes namanya. This book is very recommended. Gue nggak
tau tanggapan orang lain tapi gue bener-bener jatuh cinta sama buku ini. Bukan,
bukan sama buku ini tapi mungkin lebih ke penulisnya. Mbak Ilana ini udah bikin
gue jatuh cinta dari awal bukunya, 4 musim. Nah, gue ini tipe orang yang kalo
udah suka sama seseorang, semua tentang orang itu jadi bagus dimata gue.
Misalnya, gue suka Justin Bieber. Buat gue semua lagu dia bagus. Atau penulis
lain, Rick Riordan misalnya. Karena gue jatuh cinta sama Percy Jackson, maka
otomatis gue jatuh cinta sama semua karyanya. Gitu juga sama Ilana Tan. Buat
gue apapun kekurangannya, buku ini tetep BAGUS di mata gue. Oya,
ngomong-ngomong, gue suka cara Ilana menyampaikan buku ini dengan bahasa novel
terjemahan. Semua novelnya berbasis di negeri orang, jadi nggak heran cara
penyampaiannya juga terkesan seperti novel terjemahan. Entah kenapa gue lebih
suka baca novel jenis begini. Apalagi kalau latarnya Negara-negara besar dunia.
Seperti sekarang, New York. Bukannya nggak cinta negeri sendiri tapi, apa ya… ada
kesan ‘menyenangkan’ bisa menjelajahi Negara orang dalam pikiran dan imajinasi.
Gue juga suka profesi karakter-karakter disini. Mereka semua ‘nyeni’. Mia
Clark adalah salah seorang penari dari lima penari kontemporer terbaik dunia.
Sedangkan Alex Hirano adalah seorang pianis. Mereka sama-sama lulusan Julliard.
Julliard itu kampus yang terkenal banyak melahirkan musisi-musisi dan penari
berbakat. Gue suka membaca pekerjaan mereka. Rasanya tiap Mia menari, gue
hampir bisa membayangkan tarian sempurnanya Mia. Begitu juga kalau Alex sedang
memainkan lagu dengan piano-nya. Pasti indah banget. Ngomong-ngomong Alex
menjadikan Mia sebagai inspirasinya dalam menulis sebuah lagu. Lagu itu ia
dedikasikan untuk Mia. Lagu yang berjudul Sunshine
Becomes You. Judul yang sama dengan bukunya. Awalnya judulnya Thinking of Clark, tapi Alex
menggantinya karena nama Clark terdengar seperti nama laki-laki. Hahaha…
Dan, asal kalian tahu. Gue bukan penyuka novel sad ending. Kalau bisa nggak baca ya nggak gue baca deh. Tapi
berhubung penulisnya Ilana Tan, gue mengesampingkan segala resiko buat baca
buku ini. Lebay -____-
Yang pasti sedia tisyu. Di akhir-akhir bab buku ini bakal sangat menguras
air mata. Gue nggak berenti nangis abis baca buku itu. The fact, I still sobbed when I turned on the computer to write this.
Jadi, kalau kalian mau baca jangan lupa siapin tisyu. I think it’s enough. I hope you excited to read this book as I was.
If you are, I just wanna say; Happy reading! Cheers.
“Walaupun
tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai,
percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh
hatiku.”
0 komentar:
Posting Komentar