Kamis, 10 Maret 2011

JDS trilogy


Fiiuuuhhh . . .
Selesai juga akhirnya perjuangan gue membaca tu novel setelah menghabiskan belasan jam duduk ngerem di kamar, dengan alibi lagi belajar (karena gue lagi ulangan) gue tutup semua dengan rasa puaaasss!!! Ga pengen sih sebenernya nutup itu buku dan nyimpen di lemari. Abis saking serunya tu buku gue ga rela banget menghadapi kenyataan kalo gue udah melahap habis semua kata yang ada di tiap lembarnya *lebay*. Tapi suerr deh, sejam (sekarang) setelah nutup tu buku gue udah kangen lagi sama tokoh utama yaitu Matahari Senja.
Yap, di post sebelumnya gue udah pernah nyinggung ni cowok sebagai one of the most guy I wanted to date with lol.
Kalo pernah baca serial remaja (teenlit) ini pasti tau banget gimana karakter sang tokoh yang bikin melting ini menurut gue loh
Sikapnya yang cuek, cool, dingin, nakal, kasar, tapi gentle ga bisa dipungkiri bikin gue klepek-klepek. Lebay (lagi) memang tapi begitulah fakta dan kenyataannya.
Buat yang belum pernah baca serial ini gue sedikit mau review nih. Siapa tau setelah baca ini ada yang minat mau beli dan tertarik sama isi novelnya.

Jingga dan Senja

Bagian pertama dari trilogy ini judulnya Jingga dan Senja. Menceritakan seorang siswa yang 'bermasalah', tukang tawuran dan bikin onar. Dimarahin guru udah jadi cemilannya sehari-hari. Namanya adalah Ari. Seluruh penjuru sekolah kenal dia, bukan karena reputasinya yang buruk tapi juga karena cowok pentolan sekolah ini juga jadi idola dikalangan cewek-cewek. Sekalipun nggak ada cewek yang menarik minat Ari tapi dia tetap jadi 'selebriti' di sekolahnya.
Suatu hari, secara nggak sengaja Ari diketemukan dengan seorang gadis adik kelas yang terperangkap dalam situasi tawuran antar sekolah. Ari yang anti banget melibatkan cewek dalam tawuran berusaha menyelamatkan cewek itu dari serangan sekolah lawan.
Di lain pihak cewek yang bernama Tari itu sedang berusaha mati-matian menyelamatkan dirinya dari seorang anggota tawuran di pihak lawan yang mendapatinya sedang ngumpet di balik pohon. Tak lama kemudian Ari datang menyelamatkan.
Tidak disangka-sangka setelah mendengar pernyataan Ari bahwa ternyata cowok yang menangkap basah ia sedang bersembunyi itu juga adalah pentolan sekolah lawan tersebut. Tari merasa bersyukur lepas dari situasi tersebut. Tapi di pihak lain, cowok pentolan sekolah lawan tersebut, Angga, telah mendapati 'kartu mati' Ari. Lawannya selama bertahun-tahun. Bukan karena sekolah mereka menjadi musuh bebuyutan melainkan karena dendam pribadi. Dendam yang telah dirasakannya sejak SMP. Dendam yang tidak pernah disadari oleh Ari sendiri bahwa ia pernah bermasalah dengan cowok ini.
Segera setelah kejadian itu Angga menyimpulkan sendiri bahwa cewek yang tadi siang diselamatkan Ari adalah kekasihnya. Dia berusaha berkenalan dengan gadis itu dan berencana akan merebutnya dari Ari demi membalaskan dendamnya. Dia bahkan tidak tahu bahwa Ari benar2 tidak mengenal gadis itu.
Di pertemuan berikutnya Angga menjadikan Tari sebagai umpan bagi Ari untuk mengaku kalah di depannya. Ia 'menyandera' Tari di sekolahnya, sementara Ari yang merasa perlu bertanggung jawab atas terjadinya penyanderaan itu jadi ikut terlibat lagi.
Setelah melakukan hal yang paling memalukan di depan lawan Ari meminta 'sandera' dipulangkan tapi Angga menolak untuk menyerahkannya pada Ari. Dia bersikeras akan mengantar Tari pulang tapi Ari tidak percaya. Keesokan harinya Ari mencari tahu info tentang gadis itu. Apakah gadis itu pulang dengan selamat atau tidak. Setelah menanyakan pada teman sekelasnya suatu fakta mengejutkan Ari. Hampir tidak percaya tapi ini nyata, ia dan Tari memiliki kesamaan nama.
Cewek itu bernama Jingga Matahari, suatu kebetulan yang mencengangkan dengan kenyataan bahwa nama yang disandangnya adalah  Matahari Senja.
Cewek itu membawanya kembali pada masa silamnya yang kelam. Dengan semua fakta kebetulan itu Ari yakin bahwa cewek itu ditakdirkan untuk menjadi bagian hidupnya.
Dengan beragam cara Ari berusaha mendapatkan cewek itu, yang mati-matian malah menghindarinya karena reputasi buruk Ari. Tari tidak mau mengambil resiko untuk ikut terjerumus ke dalam kehidupan Ari yang bermasalah.
Tapi semakin Tari menjauh semakin getol juga usaha Ari untuk mendapatkannya.
Sayangnya cara yang dilakukan Ari untuk mendapatkan Tari ini benar-benar keterlaluan. Karena Tari selalu melawan dan memberontak Ari main kasar. Dia membuat hari-hari cewek ini menjadi nightmare setiap harinya. Tidak ada hari tanpa godaan, kejahilan dan penindasan yang dilakukan Ari kepadanya. Sampai suatu saat Tari bertemu dengan orang yang dikiranya adalah Ari tetapi ternyata dia salah besar. Orang itu sama sekali bukan Ari melainkan kembarannya. Ari kembar? Iya, nama cowok itu adalah Ata, Matahari Jingga. Kebalikan dari nama Tari sendiri. 
Sejak saat itu Ata lah yang berdiri di depan Tari untuk melindunginya dari Ari, kembarannya sendiri disebabkan oleh kemunduran Angga untuk melindungi Tari, karena kartu mati Angga sudah dipegang oleh Ari.

Jingga dalam Elegi
Buku kedua ini masih menceritakan tentang 'pertempuran' Ari dan Tari. Dengan keberadaan Ata sebagai pelindung, Tari merasa lebih tenang dalam menghadapi Ari. Walaupun keberadaan Ata tidak terlalu berpengaruh terhadap gangguan-gangguan yang di berikan Ari, karena ada maupun tidaka ada Ata Tari tetap harus menghadapi Ari sendirian di sekolah, tapi paling tidak Tari bisa sedikit bernapas lega mengetahui bahwa akan selalu ada orang yang bersedia menjadi tameng baginya disaat ia membutuhkan. Apalagi sikap Ata yang 180 derajat berbanding terbalik dengan Ari, membuat Tari semakin nyaman berada dalam perlindungan Ata. Tari jadi semakin banyak menghabiskan waktu dengan Ata. Lama-kelamaan timbul perasaan yang berbeda untuk Ata yang dirasakan oleh Tari. Tapi sejalan dengan perasaan itu Tari merasa semakin hari Ata jadi semakin mirip Ari. . .
Disini, Tari akan banyak mengungkap rahasia-rahasia Ari yang selama ini tidak pernah ia ketahui. Selain itu nuansa buku ini juga semakin kelam karena akan ada beberapa peristiwa yang terungkap di buku ini yang masih menjadi tanda tanya dibuku pertama. Walaupun begitu, bab-bab di buku ini banyak diwarnai keromantisan pula antara Ari-Tari maupun Ata-Tari.


Penasaran? pengen tau lebih jelas? beli aja bukunya dijamin nggak akan nyesel kok :)
Tapi hal yang disayangkan adalah setelah pembaca menunggu selama kurang lebih setahun (yang kaya seabad) dari buku pertama ke buku kedua, pembaca malah dibuat kecewa lagi karena belum menemukan ending di buku kedua. Ternyata mbak Esti suka bikin orang penasaran. Ia membuat buku ini menjadi teenlit trilogy. Jadi semua fans Ari harus patah hati dan sabar menunggu sampai buku ketiga diterbitkan. Belum ada info yang pasti tentang kapan buku ketiga di terbitkan. Menurut beberapa sumber buku akan diterbitkan sekitar bulan Juni tapi belum ada kepastian juga dari pihak yang bersangkutan. Oya, sebagai info aja, buku ketiga berjudul Jingga Untuk Matahari.
Duh, nggak sabar banget buat baca lanjutannya. Pokoknya gue bakal ada dibarisan pertama ngantri di Gramedia hari pertama buku itu terbit.

Sadis. Satu kata yang pas banget ngegambarin sosok Ari, tokoh utama buku ini. Gimana nggak? demi ngedapetin cewek yang dia suka dia tega bikin hari-hari cewek itu nggak tenang, runyam dan udah kayak mimpi buruk.
Tapi gue selalu bikin pengecualian buat semua sikap buruknya Ari karena di mata gue Ari itu perfect banget.
Cara mbak Esti ngegambarin kesempurnaan cowok ini bikin gue menghilangkan bayangan semua sifat buruk Ari. Nakal, brutal, kasar, sadis, kejam, arogan dan sebagainya lewat sama ganteng, cool, cuek, keren, atletis, dan tajirnya dia *Ari, ama gue aja yuk!!*
Hmmmm, nggak heran ketua geng The Scissors, geng cewek paling berpengaruh di sekolah bertekuk lutut banget ama ni cowok. Sayangnya nggak begitu dengan Tari. Dia merasa punya hak buat hidup bebas tanpa di atur-atur sama siapa dia harus pacaran, apalagi dipaksa.
Buat sebagian pembaca mungkin sikap Tari yang sok jual mahal ini nyebelin banget. Banyak yang bilang kehadiran Tari sebagai tokoh di buku ini nggak punya andil besar, nggak berpengaruh banyak dan nggak penting abeess. Karakternya yang pembangkang tapi lemah, tegar tapi cengeng dan manja bikin pembaca (yang sebagian besar cewek) males banget sama sosok Tari ini. Gue berpendapat sama sih, Tari tuh jadi sosok yang bisa dibilang munafik dan jual mahal. Semua cewek di sekolah ngarep banget bisa jadi pacarnya Ari, eh dia yang dikejar-kejar malah lari dan menghindar. Tapi pada kenyataannya sikap Tari tu wajar banget. Kalo cerita ini di realisasikan dan gue yang berperan jadi Tari pastilah gue bakan menunjukkan sikap yang sama sama Tari.
Siapa sih yang hidupnya pengen diatur? sama siapa dia harus jatuh cinta dan sama siapa dia harus pacaran. Apalagi sama orang yang bukan siapa-siapa. Pasti Ari jadi sosok monster yang nyebelin banget. Udah gitu sebagai remaja yang baru aja nginjek masa SMA, yang katanya masa paling indah dalam hidup, gue bakal syok banget nemuin kenyataan bahwa selama di sekolah hidup gue nggak akan tenang dari monster ganas. Walau ganteng tapi ganas kan serem juga. Kenyataan bahwa gue bakal terus diganggu, di teror, dijahilin setiap dateng ke sekolah. Mungkin reaksi gue malah bakal berlebihan dari Tari. Kalo Tari masih tetep santai dan tenang dalam ngejalanin hidup, gue malah bakal ngelaporin Ari ke KOMNAS HAM atau KOMNAS Anak. Bisa stress gue kalo tiap hari di teror ama orang nggak dikenal.
Itu tindakan gue kalo gue jadi Tari lho! sayangnya gue bukan Tari hikz . . . hikz . . . :'(

Oya, gue punya kata-kata favorit nih dari buku ini. Kata-kata dari Ari buat Tari pas dia nembak gitu. "Kita itu kayak bayangan dan benda. Elo benda dan gue bayangannya, Gue benda dan elo bayangannya"

Huuuuu... so sweet banget!!


Udah deh, segitu aja info soal buku ini. Capek juga lama-lama ngetik ginian.
Semoga setelah baca post ini kalian jadi tergerak hatinya buat beli bukunya.
heheehe
oya, doain juga yaa mudah-mudahan nilai2 ulangan gue bagus dan kedepannya ujian gue bakal sukses. Untuk sementara gue harus melupakan Ari nih, demi kelancaran UN. haahahaa

Sekian dulu kawan-kawan. Jangan nyesel maen ke blog gue yaa. Ntar2 mampir lagi, jangan ampe lupa, kalo nggak ntar gue bilangin Ari loo!! *ngancem*

byee, GBU ^.^


1 komentar:

Ladyrain's Zone mengatakan... Reply Comment

hai... salam kenal.... dah baca review kmu... hehe... dulu aku penasaran jingga dalam elegi itu seperti apa... tapi sekarang aku penasaran judul buku terakhir itu apa... aku pengen banget nebak isi ceritanya... lewat judul... tapi mbak esti gak kasih kita judul tuh... huhu...
aku juga punya kata-kata yang aku suka...
"bisikan itu hanya menelan sekejap waktu. segala yang terjadi bersamanya juga hanya sekejap waktu. namun sekejap itu seolah menghentikan laju sang waktu. sekejap itu menyingkap yang tersembunyi. sekejap itu tak terpahami. sekejap yang seperti abadi..." huhu... suka deh sma yang ini...

Posting Komentar

Photobucket