Minggu, 03 Juni 2012

Internet (Jejaring Sosial) dan Dampaknya Bagi Anak-Anak


Di era globalisasi ini penggunaan fasilitas dunia maya (internet) khususnya jejaring social semakin marak. Tidak bisa dipungkiri saat ini masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan situ-situs jejaring social seperti Facebook, Twitter, Google+, maupun MySpace dan tentunya masih banyak lagi. Menurut survei yang pernah diberitakan SidomiNews beberapa waktu lalu, Indonesia menjadi pengguna Facebook terbesar keempat dengan jumlah 42.684.840 pengguna setelah Brazil dengan angka 44.622.060 pengguna. Sebelumnya Indonesia menempati posisi ketiga sebelum akhirnya turun ke posisi empat karena jumlah pengguna di Brasil yang lebih banyak dengan selisih dua juta pengguna.



Selain Facebook, jejaring social lainnya yang tidak kalah popular di kalangan remaja Indonesia saat ini adalah Twitter. Mengutip sumber Semiocast.com dan AworldofTweet.com pada Februari 2012, tercatat sekitar 19,5 juta orang telah menggunakan situs jejaring social yang akrab dengan logo burung biru ini. Dengan angka tersebut Indonesia menempati peringkat kelima terbanyak pengguna Twitter setelah Negara Inggris dengan 24 juta pengguna.

Dengan fakta-fakta di atas membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sudah sangat dekat dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia di internet terutama jejaring social. Hal ini juga membuktikan bahwa Indonesia sebagai Negara berkembang memiliki masyarakat yang tidak lagi buta akan teknologi. Hal ini amat mendukung di era yang serba canggih ini.

Internet sebagai media sumber berbagai informasi yang mudah di akses dimanapun dan kapanpun. Selain itu internet terutama jejaring social juga memudahkan komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Namun di samping berbagai macam kebaikan yang ditawarkan internet terdapat pula sisi negative yang patut kita ketahui sebagai penggunanya, khususnya akibat buruk terhadap anak-anak.

Seperti yang kita tahu selama ini jejaring social tidak hanya digunakan oleh anak-anak usia tingkat menengah keatas tetapi juga usia tingkat sekolah dasar. Hal ini kembali lagi membuktikan bahwa kini anak-anak di Indonesia tidak lagu buta terhadap teknologi. Namun dibalik hal tersebut terdapat banyak pengaruh negative akan penggunaan internet (jejaring social) secara berlebihan oleh anak-anak usia dini. Maraknya hal negative yang terdapat di internet membuat orang tua seharusnya memberikan pengawasan yang lebih. Hal ini dikarenakan penggunaan internet tanpa pengawasan orang tua dapat mempengaruhi psikologi anak.



Saat ini banyak beredar ponsel yang mengusung tema smartphone. Ponsel ini memudahkan penggunanya untuk mengakses interenet dan jejaring sosial. Hal ini membuat anak-anak yang menggunakan ponsel jenis ini sering kecanduan dengan fasilitas internet. Faktanya banyak anak yang terganggu waktu belajarnya karena penggunaan jejaring social di ponsel mereka. Seringkali remaja dan anak-anak saat ini memperbaharui status mereka dengan hal-hal sepele seperti bangun tidur, sedang makan, atau mandi dan lain-lain. Hal ini sangat disayangkan bahwa anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya di dunia maya ketimbang dunia nyata.



Selain itu bagi anak-anak dengan kepribadian yang lebih tertutup sering kali mencurahkan isi hatinya di jejaring social dengan cara meng-update status maupuun menuliskannya di blog. Berkat status-status tersebut juga dapat diketahui kepribadian seseorang. Seringkali status dan foto profil yang dipajang di situs jejaring social dapat menimbulkan terjadinya kriminalitas. Untuk itu diharapkan orang tua lebih memperhatikan kegiatan anaknya disitus jejaring social mereka.

Fakta membuktikan bahwa saat ini marak terjadi cyber-bullying. Yaitu kekerasan yang dilakukan oleh orang terhadap orang lainnya di internet. Cyber-bullying ini seringkali terjadi di jejaring social dan menimpa anak usia remaja. Dampak dari hal tersebut banyak anak di dunia mengalami depresi hingga bunuh diri. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan orang tua akan apa saja yang dilakukan dan dialami anaknya di dunia maya.





Dari beberapa dampak negative yang ditimbulkan dunia maya di atas. Tentunya kita sebagai pengguna diharapkan dapat menggunakan internet dan jejaring social dengan pintar. Dan juga bagi para orang tua untuk terus mengawasi aktifitas anak-anaknya di jejaring social. Memanjakan anak dengan cara memfasilitasinya dengan berbagai kemudahan akses internet tanpa berusaha mengawasinya bukanlah hal yang tepat. Melainkan memberi pengawasan dan pengertian tentang penggunaan internet agar anak memiliki pengetahuan dan mental yang baik.


0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket